Friday 21 June 2013

Pengalaman Hidup Banker ”Tervonis Mati” Karmaka Surjaudaja

Kisah hidup Karmaka Surjaudaja, chairman Bank OCBC NIS, memang penuh liku. Lahir dari keluarga miskin asal Fujian, Tiongkok, kini dia memimpin bank dengan aset Rp34 triliun. Maut seperti tak pernah berhenti mengintai kehidupannya.
TAMPIL dalam talk show di televisi swasta di Jakarta, Karmaka Surjaudaja yang mengenakan setelan jas warna hitam dipadu dasi keemasan masih tampak gagah pada usia 75 tahun.
Gurat wajahnya menunjukkan dia telah melampaui banyak masa sulit. Mulai pengalaman beberapa kali mau dibunuh orang, percobaan bunuh diri, hingga menjalani operasi transplantasi liver dan ginjal sehingga harus koma beberapa kali.
Sejak 13 tahun lalu, Karmaka bahkan divonis mati oleh dokter. Namun, dia bersyukur Tuhan selalu menyayanginya sehingga setiap cobaan besar bisa dilampaui. Moto hidup Karmaka ’’Tidak Ada yang Tidak Bisa’’ akhirnya menjadi judul buku 279 halaman yang ditulis CEO/Chairman Jawa Pos (grup Radar Lampung) Dahlan Iskan.
Penulisan buku tersebut bermula ketika anak Karmaka, Pramukti Surjaudaja, menghubungi Dahlan yang pada 2007 sukses menjalani transplantasi hati. Lewat Pramukti, sang ayah menitipkan nasihat kepada Dahlan agar tak langsung bekerja keras setelah operasi. Sembari menasihati, Karmaka menceritakan kisah hidupnya yang membuat Dahlan tergerak untuk menulis.
’’Saya merasa bersalah kalau kisah Pak Karmaka ini tidak ditulis. Wong buku tentang pengalaman (ganti hati) saya tulis laris kok,” canda Dahlan yang saat itu duduk di samping Pramukti Surjaudaja.
Karmaka memulai kisahnya dengan bercerita saat dirinya diduga kanker sirosis dan dibawa ke New York, Amerika Serikat. Setelah diperiksa, ternyata dia menderita PBC (primary biliary cirrhosis), penyakit hati yang disebabkan abnormalitas sistem imun tubuh.
Meski bukan kanker, penyakit yang dia derita tidak kalah gawat. Saat itu Prof. Fenton Shaffner yang memeriksa Karmaka mengemukakan penyakit yang dia derita tidak ada obatnya. Penyakit itu biasanya akibat merokok dan minum-minuman alkohol.
’’Padahal, saya tidak merokok dan minum alkohol. Kemungkinan karena saya sering berada dalam ruangan orang yang merokok untuk membicarakan bisnis,” kenang pria yang dipanggil Nyao oleh cucu-cucunya itu.
Setelah berkonsultasi, dokter menyimpulkan penyebab penyakit Karmaka adalah overstres yang berkelanjutan. Sejak muda Karmaka memang dikenal pekerja keras. Pagi dia mengajar sebagai guru, siang menjadi buruh pabrik tekstil, dan malam guru les privat. Aktivitas terakhir membuat dia bertemu dengan istri yang mendampinginya hingga kini.
Karena memang tak ada obatnya, dokter Amerika itu menyuruh Karmaka bersama istri pulang dan menikmati sisa hidup. Namun, Karmaka tak menyerah. ’’Kami ke poliklinik di Jerman, kemudian ke Jepang. Semua dokter angkat tangan,” katanya.
Saat kembali ke tanah air, pikiran Karmaka lebih tertuju kepada buah hatinya. Anak-anaknya disuruh menuntut ilmu ke Amerika Serikat.
Pada 1997, kondisinya terus memburuk. Ditandai gejala-gejala seperti muntah dan berak darah. Satu-satunya pengobatan saat itu adalah transplantasi hati. Karmaka menolak. Sebab, teknologi kedokteran waktu itu belum semaju sekarang. Di antara tiga orang Indonesia yang transplantasi, tidak ada satu pun yang bisa bertahan hidup dalam setahun.
Suatu hari, masih pada 1997, Karmaka pingsan di kantor pusat Bank NISP di Bandung. Penyakit itu telah menyebabkan saluran pembuluh darahnya hampir pecah. Dia kemudian diterbangkan ke sebuah Rumah Sakit Mount Sinai di New York, Amerika.
Di sana pihak RS justru memarahi keluarga Karmaka karena tidak ada lagi yang bisa dilakukan. ’’Mencari donor (liver) di Amerika juga tidak mudah. Butuh waktu 1–2 tahun,” kata Karmaka, yang saat bayi 10 bulan harus dijamin 500 gulden untuk bisa masuk Indonesia dengan perahu.
Akibat berbagai problem yang mengimpit, Karmaka sempat hilang akal. Dia meminta seluruh keluarganya pulang ke Bandung. Kalau tidak, dia memilih meninggal saja. Tidak mau berdebat dengan pasien yang sakit keras, dengan berat hati anggota keluarga Karmaka mengabulkan permintaan itu.
Pada saat itu, kata Karmaka, perutnya yang telah membesar menandakan penyakit liver yang dideritanya sudah gawat. Muncul keinginan Karmaka mengakhiri hidup. Sambil duduk dia mencopoti alat-alat bantu medis, kemudian menundukkan kepala untuk menekan hatinya. Dia merasa pembuluh darahnya ada yang pecah. ’’Saya kemudian berdoa kepada Tuhan,” kata pria bernama asli Kwee Tjie Hoei itu.
Menurut Karmaka, doa itu masih terkenang hingga kini. Ada dua hal yang dimintanya. Yang pertama, minta maaf kepada Tuhan yang ditinggalkannya sejak 1964. Yakni, ketika adiknya, Kwee Tjie Ong, meninggal dunia akibat kecelakaan beberapa hari sebelum diwisuda menjadi sarjana.
Hubungan emosional yang erat dengan sang adik membuat Karmaka ’’marah’’ besar kepada Tuhan. Sebab, demi adiknyalah Karmaka mengalah tidak masuk ITB jurusan elektro yang diidam-idamkan. Kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan membuat ayahnya hanya bisa membiayai pendidikan tinggi satu anak.
Karmaka bangga adiknya menunjukkan prestasi yang brilian di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ketika mahasiswa lain harus ditempatkan PTT di pedesaan, adiknya justru langsung menjadi asisten dosen dan meraih beasiswa spesialis internist (penyakit dalam).
Setelah terjadi kecelakaan, Karmaka mempertanyakan keputusan Tuhan mengambil nyawa adiknya yang disayangi keluarga. ’’Padahal, kami sekeluarga rajin ke gereja tiap minggu,” kenangnya.
Doa kedua yang dipanjatkan Karmaka adalah agar Tuhan mengampuni dosa keduanya. Yakni, pada 1966, saat terjadi krisis ekonomi, kepala kantor Bank NISP sampai dicekik dan diculik oleh masyarakat. ’’Kami harus memberhentikan kurang lebih 3.000 karyawan NISP yang loyal dan setia,” lanjutnya.
Di antara dua doa meminta ampun tersebut, Karmaka masih sempat ’’menantang’’ Tuhan. ’’Kalau memang Tuhan ada, maka akan ada donor dalam tiga hari ini,” katanya.
Untung, upaya Karmaka mengakhiri hidup diketahui perawat yang kemudian menyelamatkannya. Setelah kejadian tersebut, dokter tidak lagi percaya kepadanya dan menugasi dua suster untuk menjaganya.
Hari pertama setelah kejadian itu, Karmaka melihat air seninya masih kuning. Tanda-tanda pembuluh darah yang pecah adalah air seni menjadi merah atau kehitaman. Demikian juga hari kedua.

     Lalu, pada hari ketiga terjadi kejutan. Seorang suster mengabarkan ada donor yang siap memberikan livernya untuk Karmaka. ’’Kabar itu seperti jawaban dari Tuhan atas doa-doa saya,” kata Karmaka yang sukses menjalani operasi transplantasi hati itu. (*)
Karmaka Surjaudaja memang digerogoti penyakit. Tapi, dia punya semangat hidup luar biasa. Kalau ada kolega yang bertanya, ’’Sehat, Pak?”, dia selalu menjawab, ’’Saya tidak sehat, tapi saya bertahan hidup”. Inilah sebagian episode hidupnya yang ditulis Dahlan Iskan dalam buku Tidak Ada yang Tidak Bisa.

SESEORANG yang melakukan transplantasi liver seperti Karmaka harus terus-menerus meminum obat setiap hari. Sehari bisa lima kali. Obatnya berjenis-jenis hingga belasan jumlahnya dan semuanya punya dampak samping yang harus diatasi dengan meminum obat lain lagi.
Salah satunya adalah obat yang sangat keras, berfungsi sebagai anti-rejection atau penolakan agar liver baru terus bisa diterima dan bekerja secara sinkron dengan organ tubuh yang lain.
Akibat terus-menerus meminum banyak obat yang sangat keras, ginjal Karmaka ’’kalah”. Ginjal kanannya kehilangan fungsi. Bahkan, ternyata di dalam ginjal kanan itu juga diketahui tumbuh kanker ganas.
Maka pada 2002, lima tahun setelah Karmaka menjalani penggantian liver, dia harus menghadapi operasi ginjal. Apalagi kanker itu sudah menjalar pula ke bladder (kandung kemih), yang berfungsi menampung air kencing.
Karmaka pergi ke UCLA Medical Center di Los Angeles, Amerika, karena di sana ada dokter yang memahami operasi ginjal bagi pasien yang pernah transplantasi liver. Di situlah ginjal kanan Karmaka dipotong dan dibuang.
Sejak tahun itu, Karmaka harus hidup hanya dengan satu ginjal. Dan karena kankernya mulai menjalar, Karmaka harus beberapa kali ke Los Angeles untuk membersihkan sisa-sisanya.
Pembersihan tumor kanker itu dilakukan dengan memasukkan alat dari lubang kemaluan. Setelah itu, selama empat bulan setiap minggu harus ke Singapura untuk kemoterapi. Itu dimaksudkan agar sisa-sisa kanker yang mungkin masih ada di dalamnya bisa dibasmi secara sempurna.
Dalam keadaan seperti itu, Karmaka masih mengalami musibah tambahan. Waktu berada di Lombok, saat sedang berlibur bersama keluarga, Karmaka jatuh dari tempat tidur saat bangun pagi-pagi karena ingin buru-buru ke bandara. Tulang pahanya retak. Sakitnya bukan main. Karmaka tidak bisa berjalan. Pagi itu terpaksa dia dipapah sambil berjalan mengenakan kruk.
Setiba di Bandung, Karmaka ditangani dokter dan diharuskan istirahat di tempat tidur selama tiga bulan. Dia tidak boleh bergerak ke mana-mana. Itu tidak bisa diterima oleh Karmaka yang sangat aktif dan mobile itu. Maka, dia datang ke ahli akupunktur, dr. Sim Kie Ie.
Dalam pengobatannya, dr. Sim Kie Ie selalu menggunakan akupunktur dan obat gosok. Yakni, arak yang digosokkan setiap hari ke bagian pahanya. Selama pengobatan tersebut, Karmaka masih tetap masuk kantor, meski harus menggunakan kruk.
Minggu kedua dia mencoba melepas salah satu kruknya. Ternyata bisa. Minggu ketiga yang satu lagi dia lepas. Juga bisa. Maka, dalam tiga minggu Karmaka sudah kembali bisa berjalan normal. Tidak harus tiga bulan berbaring di tempat tidur seperti yang diperkirakan semula. Kembali itu membuktikan bahwa kemauan (mind power) sangat penting dan bisa meningkatkan hasil secara luar biasa.
***
Usaha melawan sisa-sisa kankernya terus dilakukan. Tapi, upaya itu juga mengakibatkan bagian-bagian lain organnya terganggu. Pada suatu pagi pada 2003, ketika Karmaka dalam perjalanan ke kantor NISP, tiba-tiba dia tidak bisa bernapas. Karmaka pingsan. Sama sekali tidak sadar.
Dia langsung dilarikan ke RS Boromeus dalam keadaan tidak sadar. Bahkan, sampai empat hari kemudian Karmaka belum siuman. Dari alat-alat monitor diketahui saraf otaknya sudah menunjukkan angka nol. Demikian juga jantungnya, sudah hampir-hampir tidak berfungsi. Keluarga panik. Harapan sudah amat tipis.
Namun, pihak keluarga belum mau menyerah. Dengan pesawat carteran, Karmaka diterbangkan ke Mount Elizabeth, Singapura. Di sana dilakukan pertolongan darurat. Namun sia-sia. Akhirnya Karmaka hanya dimasukkan ICU untuk dimonitor setiap hari. Namun, hasil monitor itu tetap menunjukkan tidak ada perubahan. Karmaka masih koma dan tidak ada tanda-tanda yang bisa memberikan harapan.
Setelah seminggu kemudian keadaan Karmaka tetap koma, keluarga pun sudah siap dengan kenyataan terburuk. Maka, persiapan untuk menyambut kematian Karmaka mulai dilakukan. Foto Karmaka yang paling ganteng sudah disiapkan. Foto tersebut juga sudah diminta dikirim ke Singapura. Foto itulah yang akan dipasang di atas peti jenazahnya, kelak, kalau mayatnya dibawa pulang ke Bandung.
Pada hari ke-9, seorang perawat sedang menengok Karmaka yang masih koma itu. Tiba-tiba, dia melihat jari-jari tangan kanan Karmaka bergerak-gerak. Lalu, perawat tersebut berlari-lari sambil mengatakan kepada temannya bahwa pasien itu masih hidup!
Dokter dan perawat lain mendatangi Karmaka. Lalu memberikan pertolongan pernapasan dan detak jantung. Terjadilah apa yang mestinya tidak terjadi: Karmaka siuman dan sadar kembali. Karmaka hidup lagi. Keluarganya yang sudah pasrah pun merasa amat bahagia.

     Karmaka mendengarkan cerita apa saja yang dialaminya selama ’’mati” hampir dua minggu lamanya. Karmaka juga merasa bahagia. Karmaka memang selalu menyatakan semangat dan keyakinan diri yang tinggi sering membuat hidupnya sungguh-sungguh hidup. Dan kebaikan semua karyawannya juga mendorong hidupnya menjadi lebih hidup. Lebih-lebih lagi cinta kasih sayang dari istri, anak-anak dan menantu-menantu, serta cucu-cucunya yang sangat membangkitkan semangat hidup! (*)
Keluar Rumah Terpaksa Pakai Jaket Antipeluru
Karmaka Surjaudaja membesarkan Bank NISP dengan keringat dan air mata. Banyak suka duka yang dialami saat dia memimpin bank warisan mertuanya itu. Termasuk menjadi korban penculikan yang hingga kini tidak jelas motifnya.

PENGALAMAN berjibaku dengan maut memang menjadi salah satu kisah hidup Karmaka yang sulit dilupakan. Selain kondisi kesehatan yang membuatnya nyaris meninggal, ayah lima anak itu mengaku tiga kali mengalami percobaan pembunuhan.
Yang pertama pada 1962, saat dia mendapat tugas dari mertuanya, Lim Khe Tjie, pemilik Bank NISP, untuk mengambil alih manajemen bank yang berkantor pusat di Bandung itu.
Meski masih anggota keluarga (menantu) pemilik, itu bukan tugas yang gampang bagi Karmaka. Manajemen saat itu –yang oleh pemilik dan karyawan dianggap tidak beriktikad baik dalam mengelola perusahaan– menolak Karmaka masuk ke manajemen. Status Karmaka yang masih warga negara asing (WNA) dan hanya tamatan SMA menjadi alasan mereka tidak menerimanya.
Namun, berkat dukungan karyawan yang khawatir Bank NISP akan kolaps karena kesalahan manajemen, Karmaka (dengan izin khusus dari otoritas moneter) akhirnya bisa menjadi direktur utama bank kebanggaan warga Kota Kembang itu. Meski demikian, pejabat lama saat itu tidak segera menyerahkan mobil dinas kepada Karmaka. Alasannya, mobil itu masih di bengkel. Baru tiga hari kemudian mobil tersebut diantarkan ke rumahnya.
Karmaka merasa ada yang tidak beres dengan mobil itu sehingga meminta seorang mekanik untuk memeriksa mobilnya. Benar dugaannya, sang mekanik itu mengatakan bahwa mobil tersebut akan mengalami kecelakaan jika dipacu dalam kecepatan tinggi karena remnya blong.
’’Saya langsung datangi rumahnya (mantan pejabat Bank NISP) itu. Kamu mencoba membunuh saya. Kalau ada apa-apa dengan saya, semua orang menjadi saksi kamu pernah mencoba membunuh saya,” labrak Karmaka.
Di bawah kepemimpinannya, Bank NISP yang dulu dibesarkan mertuanya bisa sehat kembali. Namun, pada September 1965, pemerintah melakukan sanering. Dengan kebijakan moneter itu, uang Rp1.000 tinggal Rp1. Akibatnya, banyak nasabah yang marah. Bank-bank mengalami kesulitan besar. Tak terkecuali Bank NISP.
Saat itu keluarganya sebagai pemilik Bank NISP terpaksa harus berbagi saham dengan seorang bos besar dari Jakarta. Investor itu membeli 43 persen saham NISP lewat lelang.
Saat bermitra dengan investor itulah, Karmaka merasa seperti keluar lubang buaya masuk ke kandang singa. Meski telah berhasil menyelamatkan NISP dengan lelang, sang pemenang ternyata menyimpan maksud ingin menguasai 100 persen saham NISP.
Suatu hari, setelah Lebaran, Karmaka mau keluar kota. Sesaat sebelum berangkat itulah, sopirnya melihat ada bekas lubang peluru di bumper kiri mobilnya. ’’Kemarin belum ada lubang ini,” lapor sopir Karmaka.
Kakek dari lima cucu itu curiga. Dia langsung meminta orang kepolisian menyelidiknya. Ternyata benar, lubang itu merupakan lubang peluru yang sengaja ditembakkan dari jarak cukup dekat dari samping kiri-belakang. ’’Sejak itu, saya sangat berhati-hati,” tuturnya.
Upaya pembunuhan ketiga terhadap Karmaka terjadi saat anaknya yang keempat, Parwati Surjaudaja (kini menjabat Presdir Bank OCBC NISP), berusia 10 bulan. Ceritanya, pagi itu Karmaka sedang menggendong anak perempuannya tersebut. Tiba-tiba terdengar sebuah mobil direm mendadak. Dia melihat mobil jip berhenti di rumahnya. Beberapa petugas CPM (polisi militer) turun dan menanyakan tentang rumah Mr. Tan. Karena memang tak kenal, Karmaka menjawab tidak tahu.
Kemudian, petugas tersebut kembali naik jip dan pergi begitu saja. Selang 30 menit kemudian, telepon rumah Karmaka berdering. Setelah itu, sang penelepon dengan kasar menyuruh Karmaka ke Restoran Sin A di Jalan Suniaraja, Bandung. Lokasi tersebut kini berubah menjadi gedung Bank Jasa Arta.
’’Kalau dalam satu jam tidak juga datang, bom-bom granat di sekitar rumahmu akan meledak semua,” gertak si penelepon.
Melihat gelagat yang tidak baik, Karmaka langsung berganti baju yang lusuh dan naik becak menuju lokasi. Begitu tiba di lokasi, orang-orang yang sempat ke rumahnya tadi langsung mendatanginya dan mengatakan. ’’Awas! Ini pistol. Pistol ini tidak menimbulkan bunyi. Segera naik jip,” perintah salah seorang.
Karmaka akhirnya dibawa berputar-putar dan akhirnya disekap ke pedesaan. Dia bingung dengan motif penyekapan tersebut. Apakah soal uang? Saham? Tidak jelas. Pada pukul 02.30, saat dua penjaganya tidur mengorok, Karmaka lalu menjebol jendela dan melarikan diri. Dia terus berlari bertelanjang kaki menyusuri pematang.
Di situ kemudian dia bertemu dengan petani yang menyebutkan bahwa nama desa tersebut adalah Gegerkalong. Sang petani kemudian menunjukkan jalan keluar dari desa itu. Tepat pukul 04.00 subuh, Karmaka tiba di rumah di Jalan Hegarmanah Nomor 10. Ini rumah Brigjen Sutoko. Salah seorang kolega ayah mertuanya. Dengan napas masih ngos-ngosan, Karmaka mengetuk pintu rumah itu keras-keras. ’’Siapa?” terdengar suara dalam rumah.
’’Saya Pak, menantu Lim Khe Tjie,” jawab Karmaka. ’’Saya mohon pertolongan dan perlindungan,” tambahnya. ’’Saya mau dibunuh orang,” ujarnya lagi.
’’Lim Khe Tji Bank NISP?” tanya suara dari dalam. ’’Ya Pak,” jawab Karmaka.
Jenderal Sutoko yang dikenal akrab oleh para aktivis mahasiswa ITB itu keluar rumah. ’’Masuk, duduk sini,” kata Pak Sutoko. Dia lalu bertanya kepada Karmaka. ’’Kamu tahu siapa itu mertuamu?” ’’Tahu Pak, Lim Khe Tjie,” jawab Karmaka. ’’Bukan itu, tahu nggak siapa dan bagaimana beliau itu,” lanjutnya.
’’Tidak tahu,” jawab Karmaka. Pak Sutoko akhirnya menceritakan bahwa mertuanya adalah seorang berjasa dalam perjuangan kemerdekaan yang turut bahu-membahu dengan para pejuang di Bandung. Sutoko yang dikenal dekat dengan Jenderal Nasution itu menelepon seorang kolonel dan memerintahkan agar Karmaka mendapat pengawalan. Perwira itu lalu menerjunkan sepuluh prajurit untuk mengantarkan Karmaka pulang ke rumah.
Hingga dua tahun setelah peristiwa itu, Karmaka masih mendapat pengawalan dari prajurit (meski jumlahnya tinggal dua orang). Selain itu, dia mendapat jaket antipeluru yang dikenakan saat keluar rumah. Meski agak terganggu (karena memang berat), jaket itu tetap dipakai.
Kini pada usia 75 tahun, meski masih menderita sakit di kandung kemih, kehidupan Karmaka masih diwarnai tawa. Dia ditakdirkan untuk tetap bisa melihat perkembangan NISP. Terutama di bawah kepemimpinan anak-anaknya.
Dalam acara Kick Andy itu, lima cucu Karmaka (Tisya, Ringgo, Narendra, Sagara, dan Albert) yang lucu-lucu menyempatkan diri mengemukakan nasihat-nasihat yang sejak dulu diberikan Nyao –panggilan Karmaka.
Tisya, misalnya, mengingat nasihat sang kakek bahwa kesempatan baik tidak selalu ada. Kemudian, Ringgo mengingatkan nasihat pentingnya untuk menjadi mandiri. Narendra dengan bersemangat mengucapkan kalimat ’’Harus Sekolah! Pantang Menyerah!”

       Sagara mengingatkan nasihat sekaligus pengalaman pribadi Nyao bahwa kakak harus mengalah kepada adik-adiknya. Tidak boleh selalu ingin menang sendiri. Sekaraya mengingat pesan sang aki bahwa badan harus sehat, makan sayur mayur dan makanan sehat, serta istirahat yang cukup. Albert, cucu yang paling besar, mengatakan bahwa kakeknya bukan sekadar memberikan nasihat kosong. ’’Semua diambil dari pengalaman hidup yang luar biasa,” katanya. (*)

Sumber: http://www.radarlampung.co.id/ (13 - 15 Maret 2009)

Tuesday 18 June 2013

Rukun Wajib Ibadah Haji

Rukun Wajib Ibadah Haji

Haji
Haji (Arab: حج‎, Ḥaǧǧ) adalah rukun Islam yang kelima setelah syahadat, shalat, zakat dan puasa. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslim sedunia yang mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim haji (bulan Dzulhijjah). Hal ini berbeda dengan ibadah umrah yang bisa dilaksanakan sewaktu-waktu.
Kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Dzulhijjah ketika umat Islam bermalam di Mina, wukuf (berdiam diri) di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, dan berakhir setelah melempar jumrah (melempar batu simbolisasi setan) pada tanggal 10 Dzulhijjah. Masyarakat Indonesia lazim juga menyebut hari raya Idul Adha sebagai Hari Raya Haji karena bersamaan dengan perayaan ibadah haji ini.

Definisi

Secara lughawi, haji berarti menyengaja atau menuju dan mengunjungi. Menurut etimologi bahasa Arab, kata haji mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud, dan menyengaja. Menurut istilah syara', haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula. Yang dimaksud dengan temat-tempat tertentu dalam definisi diatas, selain Ka'bah dan Mas'a(tempat sa'i), juga Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Yang dimaksud dengan waktu tertentu ialah bulan-bulan haji yang dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Adapun amal ibadah tertentu ialah thawaf, sa'i, wukuf, mazbit di Muzdalifah, melontar jumrah, mabit di Mina, dan lain-lain.
Latar belakang ibadah haji

Orang-orang Arab pada zaman jahiliah telah mengenal ibadah haji ini yang mereka warisi dari nenek moyang terdahulu dengan melakukan perubahan disana-sini. Akan tetapi, bentuk umum pelaksanaannya masih tetap ada, seperti thawaf, sa'i, wukuf, dan melontar jumrah. Hanya saja pelaksanaannya banyak yang tidak sesuai lagi dengan syariat yang sebenarnya. Untuk itu, Islam datang dan memperbaiki segi-segi yang salah dan tetap menjalankan apa-apa yang telah sesuai dengan petunjuk syara' (syariat), sebagaimana yang diatur dalam al-Qur'an dan sunnah rasul Latar belakang ibadah haji ini juga didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan oleh nabi-nabi dalam agama Islam, terutama nabi Ibrahim (nabinya agama Tauhid). Ritual thawaf didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan oleh umat-umat sebelum nabi Ibarahim. Ritual sa'i, yakni berlari antara bukit Shafa dan Marwah (daerah agak tinggi di sekitar Ka'bah yang sudah menjadi satu kesatuan Masjid Al Haram, Makkah), juga didasarkan untuk mengenang ritual istri kedua nabi Ibrahim ketika mencari susu untuk anaknya nabi Ismail. Sementara wukuf di Arafah adalah ritual untuk mengenang tempat bertemunya nabi Adam dan Siti Hawa di muka bumi, yaitu asal mula dari kelahiran seluruh umat manusia.
Jenis ibadah haji


Ritual haji, rukun Islam yang terakhir.

Setiap jamaah bebas untuk memilih jenis ibadah haji yang ingin dilaksanakannya.Rasulullah SAW memberi kebebasan dalam hal itu, sebagaimana terlihat dalam hadis berikut.
Aisyah RA berkata: Kami berangkat beribadah bersama Rasulullah SAW dalam tahun hajjatul wada. Diantara kami ada yang berihram, untuk haji dan umrah dan ada pula yang berihram untuk haji. Orang yang berihram untuk umrah ber-tahallul ketika telah berada di Baitullah. Sedang orang yang berihram untuk haji jika ia mengumpulkan haji dan umrah. Maka ia tidak melakukan tahallul sampai dengan selesai dari nahar.

Berikut adalah jenis dan pengertian haji yang dimaksud.
Haji ifrad, berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad bila sesorang bermaksud menyendirikan, baik menyendirikan haji maupun menyendirikan umrah. Dalam hal ini, yang didahulukan adalah ibadah haji. Artinya, ketika mengenakan pakaian ihram di miqat-nya, orang tersebut berniat melaksanakan ibadah haji dahulu. Apabila ibadah haji sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan umrah.

Haji tamattu', mempunyai arti bersenang-senang atau bersantai-santai dengan melakukan umrah terlebih dahulu di bulan-bulah haji, lain bertahallul. Kemudian mengenakan pakaian ihram lagi untuk melaksanakan ibadah haji, ditahun yang sama. Tamattu' dapat juga berarti melaksanakan ibadah didalam bulan-bulan serta didalam tahun yang sama, tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal.
Haji qiran, mengandung arti menggabungkan, menyatukan atau menyekaliguskan. Yang dimaksud disini adalah menyatukan atau menyekaliguskan berihram untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji qiran dilakukan dengan tetap berpakaian ihram sejak miqat makani dan melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai selesai, meskipun mungkin akan memakan waktu lama. Menurut Abu Hanifah, melaksanakan haji qiran, berarti melakukan dua thawaf dan dua sa'i.

Kegiatan ibadah haji



Padang Arafah pada musim haji




Rute yang dilalui oleh jamaah dalam ibadah haji

Berikut adalah kegiatan utama dalam ibadah haji berdasarkan urutan waktu:
Sebelum 8 Dzulhijjah, umat Islam dari seluruh dunia mulai berbondong untuk melaksanakan Tawaf Haji di Masjid Al Haram, Makkah.
  • 8 Dzulhijjah, jamaah haji harus bermalam di Mina. Sebelumnyanya pada pagi 8 Dzulhijjah, semua umat Islam memakai pakaian Ihram (dua lembar kain tanpa jahitan sebagai pakaian haji), kemudian berniat haji, dan membaca bacaan Talbiyah. Pagi hari tanggal 8 Dzulhijjah, jamaah menuju Mina. Malam harinya, semua jamaah haji harus bermalam di Mina.
  • 9 Dzulhijjah, pagi harinya semua jamaah haji pergi ke Arafah. Kemudian jamaah melaksanakan ibadah Wukuf, yaitu berdiam diri dan berdoa di padang luas ini hingga Maghrib datang. Ketika malam datang, jamaah segera menuju dan bermalam Muzdalifah.
  • 10 Dzulhijjah, setelah pagi di Muzdalifah, jamaah segera menuju Mina untuk melaksanakan ibadah Jumrah Aqabah, yaitu melempar batu sebanyak tujuh kali ke tugu pertama sebagai simbolisasi mengusir setan. Setelah mencukur rambut atau sebagian rambut, jamaah bisa Tawaf Haji (menyelesaikan Haji), atau bermalam di Mina dan melaksanakan jumrah sambungan (Ula dan Wustha).
  • 11 Dzulhijjah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.
  • 12 Dzulhijjah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.
  • Sebelum pulang ke negara masing-masing, jamaah melaksanakan Thawaf Wada' (thawaf perpisahan).

Lokasi utama dalam ibadah haji

Makkah Al Mukaromah

Di kota inilah berdiri pusat ibadah umat Islam sedunia, Ka'bah, yang berada di pusat Masjidil Haram. Dalam ritual haji, Makkah menjadi tempat pembuka dan penutup ibadah ini ketika jamaah diwajibkan melaksanakan niat dan thawaf haji.

Arafah

Kota di sebelah timur Makkah ini juga dikenal sebagai tempat pusatnya haji, yiatu tempat wukuf dilaksanakan, yakni pada tanggal 9 Dzulhijjah tiap tahunnya. Daerah berbentuk padang luas ini adalah tempat berkumpulnya sekitar dua juta jamaah haji dari seluruh dunia. Di luar musim haji, daerah ini tidak dipakai.

Mina

Tempat berdirinya tugu jumrah, yaitu tempat pelaksanaan kegiatan melontarkan batu ke tugu jumrah sebagai simbolisasi tindakan nabi Ibrahim ketika mengusir setan. Dimasing-maising tempat itu berdiri tugu yang digunakan untuk pelaksanaan: Jumrah Aqabah, Jumrah Ula, dan Jumrah Wustha. Di tempat ini jamaah juga diwajibkan untuk menginap satu malam.
Muzdalifah

Tempat di dekat Mina dan Arafah, dikenal sebagai tempat jamaah haji melakukanMabit (Bermalam) dan mengumpulkan bebatuan untuk melaksanakan ibadah jumrah di Mina.
Madinah

Adalah kota suci kedua umat Islam. Di tempat inilah panutan umat Islam, Nabi Muhammad SAW dimakamkan di Masjid Nabawi. Tempat ini sebenarnya tidak masuk ke dalam ritual ibadah haji, namun jamaah haji dari seluruh dunia biasanya menyempatkan diri berkunjung ke kota yang letaknya kurang lebih 330 km (450 kmmelalui transportasi darat) utara Makkah ini untuk berziarah dan melaksanakan salat di masjidnya Nabi.

Tempat Bersejarah
Jabal Nur dan Gua Hira
Jabal Nur terletak kurang lebih 6 km di sebelah utara Masjidil Haram. Di puncaknya terdapat sebuah gua yang dikenal dengan nama Gua Hira. Di gua inilah Nabi Muhammad saw menerima wahyu yang pertama, yaitu surat Al-'Alaq ayat 1-5.

Jabal Tsur
Jabal Tsur terletak kurang lebih 6 km di sebelah selatan Masjidil Haram. Untuk mencapai Gua Tsur ini memerlukan perjalanan mendaki selama 1.5 jam. Di gunung inilah Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar As-Siddiq bersembunyi dari kepungan orang Quraisy ketika hendak hijrah ke Madinah.
Jabal Rahmah
Yaitu tempat bertemunya Nabi Adam as dan Hawa setelah keduanya terpisah saat turun dari surga. Peristiwa pentingnya adalah tempat turunnya wahyu yang terakhir pada Nabi Muhammad saw, yaitu surat Al-Maidah ayat 3.

Jabal Uhud
Letaknya kurang lebih 5 km dari pusat kota Madinah. Di bukit inilah terjadi perang dahsyat antara kaum muslimin melawan kaum musyrikin Mekah. Dalam pertempuran tersebut gugur 70 orang syuhada di antaranya Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad saw. Kecintaan Rasulullah saw pada para syuhada Uhud, membuat beliau selalu menziarahinya hampir setiap tahun. Untuk itu, Jabal Uhud menjadi salah satu tempat penting untuk diziarahi.
Makam Baqi'

Baqi' adalah tanah kuburan untuk penduduk sejak zaman jahiliyah sampai sekarang. Jamaah haji yang meninggal di Madinah dimakamkan di Baqi', letaknya di sebelah timur dari Masjid Nabawi. Di sinilah makam Utsman bin Affan ra, para istri Nabi, putra dan putrinya, dan para sahabat dimakamkan. Ada banyak perbedaan makam seperti di tanah suci ini dengan makam yang ada di Indonesia, terutama dalam hal peletakan batu nisan lihat Hikmah Ziarah ke Makam Baqi'


Masjid Qiblatain

Pada masa permulaan Islam, kaum muslimin melakukan shalat dengan menghadap kiblat ke arah Baitul Maqdis di Yerussalem, Palestina. Pada tahun ke-2 H bulan Rajab pada saat Nabi Muhammad saw melakukan shalat Zuhur di masjid ini, tiba-tiba turun wahyu surat Al-Baqarah ayat 144 yang memerintahkan agar kiblat shalat diubah ke arah Kabah Masjidil Haram, Mekah. Dengan terjadinya peristiwa tersebut maka akhirnya masjid ini diberi nama Masjid Qiblatain yang berarti masjid berkiblat dua.

Monday 17 June 2013

4 Minuman Untuk Menghilangkan Lemak di Perut


lemak di perut memang sangat mengesalkan, selain gak enak dipandang mata juga mengurangi kenyamanan kita dalam berpakaian ataupun beraktifitas. Masalah ini sering membuat frustasi para wanita, bahkan pria pun juga.
Nah, dalam kesempatan kali ini pola pola hidup sehat ingin menyajikan beberapa minuman yang bisa membantu Sobat untuk menghilangkan lemak diperut.
 
Berdasarkan informasi dari Foxnews Berikut ini.


1. Teh Hijau

Teh hijau terkenal dengan khasiatnya untuk mengurangi resiko Kanker dan juga penyakit jantung. Ternyata tak hanya itu saja, didalam teh hijau terdapat kandungan bernama catechin yaitu Antioksidan yang menurut penelitian bisa Mengurangi Lemak diperut.
Selain itu jika sobat minum teh hijau sebelum latihan bisa meningkatkan pembakaran lemak selama latihan aerobik.
 
2. Smoothie Semangka Smoothie Semangka mengandung air yang berfungsi sebagai hydrator alami. Selain itu semangka juga memiliki banyak nutrisi salah satunya likopen yang mampu melawan kanker, dan asam amino yang berfungsi sebagai arginin.
Dalam sebuah studi di Journal of Nutrition ditemukan bahwa arginin ini bisa menurunkan  lemak tubuh dan juga meningkatkan massa otot.
3. Es Teh Peppermint
Es teh peppermint dengan tanpa gula atau sedikit gula bisa menghilangkan lemak perut yang super efektif. Peppermint ini membantu proses lemak perut yang memastikan makanan tinggi lemak seperti burger dan steak dicerna dengan lebih cepat sehingga membantu mencegah kembung.
4. Frappe Nanas
Nanas mengandung bromelain, yang merupakan enzim untuk memecah protein, memudahkan pencernaan dan mengusir kembung. Sedangkan Minyak rami menambahkan asam lemak tak jenuh tunggal (MUFA) zat yang terbukti mampu menghancurkan lemak. Nah, keduanya merupakan perpaduan yang super untuk meluruhkan Lemak Di Perut.